Senin, 26 Januari 2015

PENERAPAN HUKUM NEWTON PADA PROSES PERSALINAN

Keberhasilan setiap kehamilan dan kelangsungan hidup pada akhirnya bergantung pada lahirnya bayi yang sehat dan cukup matang untuk dapat bertahan hidup. Pada saat kehamilan dan persalinan, uterus harus melakukan dua fungsi yang sangat berbeda. Selama kehamilan, uterus harus tumbuh, namun tetap dalam dalam keadaan tenang agar janin dapat berkembang dan kemudian pada saat yang tepat melakukan aktivitas yang kuat dan terkoordinasi yang menyebabkan lahirnya bayi yang matang.
Sebagian besar bayi manusia dapat melewati persalinan dan lahir cukup bulan (didefinisikan antara akhir minggu ke-37 sampai minggu ke-42 kehamilan). 5% bayi lahir premature dan merupakan 85% dari semua kematian neonatus dini yang tidak berkaitan dengan deformitas letal. Semakin singkat usia gestasi, semakin buruk prognosisnya. Manusia memiliki angka persalinan premature yang sangat tinggi yaitu sekitar 5-10% dibandingkan dengan spesies lain.
Jika dilihat dari sudut pandang klinis, persalinan sering dibagi menjadi tiga tahap atau kala. Namun, secara fisiologis tidak terdapat transisi yang nyata antara tahap tersebut. Kejadian yang menuju awitan persalinan brsifat gradual dan secara tidak nyata sudah dimulai lebih awal pada kehamilan dan ketiga kala tersebut kadang tumpang tindih.
Kala I sering disebut juga sebagai kala pembukaan merupakan tahap dilatasi serviks progresif yang dimulai dari awitan permulaan kontraksi teratur terpadu (his) disertai pendataran (penipisan) dan dilatasi (pembukaan) progresif serviks. Akhir kala ini ditandai dengan dilatasi penuh (pembukaan lengkap) serviks karena kontraksi uterus menarik keseluruhan jaringan serviks ke arah atas sehingga serviks menyatu dengan segmen bawah uterus, kontinu dengan dinding uterus. Kala ini rata-rata berlangsung 12-14 jam pada primigravida, tetapi cenderung lebih singkat pada multigravida.
Kala II sering juga disebut  kala pengeluaran yaitu tahap dimana terjadi pengeluaran bayi. Kontraksi kuat dan dibantu oleh otot pernapasan. Kala II mungkin menghabiskan waktu satu jam pada primigravida  dan mungkin hanya beberapa menit pada multigravida.
Kala III persalinan sering disebut sebagai kala uri yaitu tahap pengeluaran plasenta. Pada kala ini terjadi pemisahan dan pengeluaran plasenta serta selaput ketuban (membrane amnion), dan pengendalian perdarahan dari sirkulasi uteoplasenta.
A.    Perkembangan Janin
Masa yang dimulai dari awal ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim dikenal sebagai masa janin. Masa ini ditandai dengan pnyempurnaan jaringan dan organ serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Beberapa kelainan timbul pada masa ini, meskipun cacat yang disebabkan oleh gaya-gaya yang mekanik, seperti kompresi intrauterus. Demikian juga, bahaya pada sistem saraf pusat dapat mengakibatkan gangguan perilaku pascanatal dan kecerdasan.
Panjang janin biasanya disebutkan sebagai panjang puncak kepala-bokong (PPB) (tinggi duduk ) atau sebagai puncak kepala-tumit (PPT), ukuran dari verteks kepala sampai ke tumit (tinggi berdiri). Ukuran yang dinyatakan dalam sentimeter, ini kemudian dihubungkan dengan umur janin yang dinyatakan dalam minggu atau bulan. Pertumbuhan panjang sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat, dan selima sedangkan penambahan berat badan sangat mencolok pada 2 bulan terakhir kehamilan. Secara umum lamanya kehamilan diperhitungkan 280 hari atau 40 minggu setelah hari pertama haid terakhir, atau lebih tepat 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.
Umur (minggu)
PPB (cm)
Berat Badan (gr)
9-12
5-8
10-45
13-16
9-14
60-200
17-20
15-19
250-450
21-24
20-23
500-820
25-28
24-27
900-1300
29-32
28-30
1400-2100
33-36
31-34
2200-2900
37-38
35-36
3000-3400
Tabel Pertumbuhan Panjang dan Berat Badan Selama Masa Janin.
B.     Perubahan dari Bulan ke Bulan
Salah satu perubahan paling mencolok yang terjadi selama masa janin adalah pertumbuhan kepala yang relatif lebih lambat dibandingkan bagian tubuh lainnya. Pada permulaan bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari PPB. Menjelang permulaan bulan kelima ukuran kepala kira-kira sepertiga PPT dan pada saat lahir kira-kira seperempat PPT. oleh karena itu, sesuai dengan berlakunya waktu pertumbuhan badan bertambah cepat, tetapi pertumbuhan kepala menjadi lebih lambat.
Selama bulan ketiga, wajah makin meyerupai manusia. Mata yang mula-mula menghadap ke lateral menjadi terletak di permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak definitifnya di samping kepala. Anggota badan menjadi panjang relatifnya, dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, walaupun anggota badan bawah masih agak leebih pendek dan kurang berkembang dibandingkan dengan anggota badan atas. Pusat-pusat osifikasi primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Pada minggu ke-12 juga, alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis kelamin janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada mingu ke-6, gelang-gelang usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada minggu ke-11 gelung-gelung ini kembali masuk ke rongga perut. Pada akhir bulan ketiga, kegiatan refleks dapat dibangkitkan pada janin yang gugur, yang menunjukkan adanya kegiatan otot. Akan tetapi, gerakan sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh ibunya.
Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat dan pada akhir dari paruh pertama kehidupan dalam rahim, PPB-nya kira-kira 15 cm yaitu kira-kira setengah dari panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi berat badan janin hanya sedikit bertambah pada masa ini dan menjelang akhir bulan kelima masih kurang dari 500 gr. Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus yang disebut rambut lanugo, alis mata dan rambut kepala juga dapat dilihat. Pada bulan kelima gerakan janin biasanya jelas dapat diasakan oleh ibunya. Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah khususnya selama 2 bulan terakhir. Yang pertambahannya meliputi 50% dari berat badan cukup bulan (kira-kira 3200 gr).
Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan nampak berkeriput karena tidak ada jaringan ikat di bawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan keenam atau paruh pertama bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun beberapa sistem organ dapat beerfungsi, tetapi sistem pernapasan dan sistem saraf pusat belum cukup berdiferensiasi  dan koordinasi antara kedua sistem ini belum baik. Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk-produk sekresi kelenjar sebum. Ketika janin berusia 28 minggu, ia dapat hidup meskipun dengan susah payah.
Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapatkan ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting berkenaan dengan lewat tidaknya janin melalui jalan lahir. Pada saat lahir, berat badan janin 3000-3400 gr, PPB-nya kira-kira 36 cm dan PPT kira-kira 50 cm. ciri-ciri seksnya jelas sekali dan testis seharusnya sudah ada di dalam skrotum.
                                  
Gambar janin berusia 3 bulan     Gambar janin berusia 4 bulan      Gambar janin berusia 5 bulan
                           
Gambar janin berusia 6 bulan       Gambar janin berusia 7 bulan          Gambar janin berusia 9 bulan
C.    Proses Persalinan
Proses persalinan adalah proses pengeluaran janin dari rahim. Berbeda dengan perkiraan masyarakat awam yang menganggap bahwa proses ini sangat mudah, maka pada kenyataannya pada proses persalinan janin akan melakukan tiga gerakan utama, yaitu memutar kepala dengan sudut 90 sambil menunduk agar dapat memasuki rongga panggul yang berbentuk oval. Setelah berada di rongga panggul dengan posisi belakang kepala di depan maka janin siap meluncur keluar. Dalam istilah kebidanan, saat seperti ini disebut kala I, yang ditandai dengan pembukaan serviks hingga 10 cm. kala II adalah pengeluaran, yaitu proses janin ke luar yang ditandai dengan adanya kontraksi otot atau his dan dorongan ibu untuk mengeran. Dan setelah kepala keluar, janin akan melakukan perputaran kembali dengan sudut 90 untuk megeluarkan bahu dan badan. Selanjutnya kala III adalah saat uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Yang terakhir adalah kala IV adalah lahirnya plasenta.
Pada kehamilan janin mempunyai posisi duduk. Posisi ini baik untuk mengatur peredaran darah tubuh, karena pada saat ini terjadi pembentukan organ, seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lain-lain. Pada trimester kedua atau usia kehamilan sekitar 20 minggu usia organ sudah terbentuk walaupun belum mencapai ukuran yang seharusnya. Mulai saat ini janin akan tumbuh dengan cepat hingga mencapai ukuran 50 cm. pada saat persalinan nanti, janin harus membuka jalan lahir. Untuk memudahkan pembukaan jalan diperlukan sesuatu yang berwujud bulat dan pada tubuh manusia benda yang mempunyai wujud bulat adalah kepala bagian belakang dan juga bokong. Oleh sebab itu, kepala belakang atau bokong harus berada pada posisi di bawah pada saat janin siap lahir.
Untuk mendapatkan posisi tersebut maka gaya gravitasi bumi akan membantu memutarnya. Telah diketahui bahwa gaya gravitasi akan mudah menarik benda yang massanya besar. Dengan tujuan agar gaya gravitasi dapat mudah memutar kepala janin ke bawah, maka kepala janin mempunyai massa yang lebih besar dari badannya atau sering dikatakan bahwa perkembangan kepala janin lebih cepat dari badan. Hal itulah yang menjadikan alasan agar ibu hamil mulai awal trimester ke dua dianjurkan banyak berjalan agar posisi janin baik. Ibu hamil yang tidak banyak bergerak mempunyai resiko mendapatkan janin pada posisi sungsang, karena tidak dapat berputar dan persalinan hanya dapat dilakukan melalui pembedahan. Janin mempunyai posisi yang normal adalah kepala berada di bawah dengan bokong di bagian atas dan posisi janin menyamping ibu. Bila janin sudah cukup umur yaitu setelah 38 minggu kehamilan maka saatnya janin keluar dan selanjutnya berkembang menjadi seorang manusia. Posisi persalinan yang umumnya digunakan adalah posisi tegak (berdiri, duduk, dan jongkok), posisi berbaring (berbaring ke samping kiri, dorsal recumbent, dan litotomi), posisi setengah duduk dan tegak atau semi fowler.
Hukum Newton yang membahas tentang keseimbangan statis (Hukum I Newton) dan juga kesetimbangan dinamis (Hukum II Newton) dapat digunakan untuk mengkaji gaya-gaya yang bekerja pada proses persalinan, sehingga akan diperoleh sisi yang tepat dan akan menghasilkan suatu proses persalinan yang cepat dan aman. menentukan posisi persalinan dapat dari pandangan ilmu fisika, khususnya tentang mekanika. Di dalam mekanika, dikenal besaran yang disebut gaya (F). Gaya-gaya yang bekerja pada proses persalinan adalah gaya gravitasi, gaya berat, gaya gesek. Karena gaya merupakan besaran vektor maka operasi dapat menggunakan vektor analisis. Dalam membahas tentang gaya, maka hukum yang menyertainya adalah Hukum Newton. Hukum Newton dibagi menjadi 3 yaitu:
1.      Hukum I Newton adalah hukum kesetimbangan translasi atau ∑F = 0
2.      Hukum II Newton adalah hukum dinamika atau ∑F = m.a
3.      Hukum III Newton adalah hukum aksi-reaksi atau F aksi = - F reaksi

Dengan mengetahui jenis gaya yang bekerja , serta memanfaatkan Hukum Newton dengan operasi penjumlahan vector maka dapat dijelaskan kelebihan dan keuntungan berbagai posisi persalinan normal. Dengan mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada proses persalinan yaitu gaya kontraksi otot rahim, gaya gravitasi bumi, dan gaya dorong sehingga beberapa posisi persalinan dapat ditentukan.

1.      Posisi Tegak (berdiri, duduk dan jongkok)
 
Fk adalah gaya kontraksi otot rahim, W adalah gaya tarik gravitasi bumi yang setara dengan massa bayi, Fd adalah gaya dorong yang dilakukan oleh ibu. Untuk gaya gesek tidak ada karena adanya air ketuban  yang pecah sesaat sebelum proses persalinan berlangsung. Sehingga jalan lahir menjadi licin. Bila ditinjau dari vektor gaya, maka semua gaya yang bekerja pada janin mempunyai arah yang sama sehingga kecepatan keluarnya janin sangat ditentukan oleh gaya dorong ibu, karena diasumsikan gaya otot dan gravitasi adalah konstan atau tidak berubah. Bila ∑F = m a, maka Fk+W+Fd = m a, sehingga Fd = m a – (Fk+W). selain itu dengan bantuan gaya graviasi, maka kekuatan ibu untuk mendorong tidak terlalu besar.
2.      Posisi Berbaring (berbaring ke samping kiri, dorsal recumbent, litotomi)
       
W pada posisi berbaring sama dengan nol atau tidak ada bantuan gaya tarik gravitasi bumi, sehingga kecepatan keluarnya janin hanya ditentukan oleh gaya kontraksi otot rahim dan gaya dorong ibu. Bila ∑F = m a, maka Fk+Fd = m a, sehingga Fd = m a – Fk. Dengan kata lain, kecepatan proses persalinan sangat ditentukan oleh kekuatan ibu mendorong, sehingga ibu harus mendorong dengan kuat.

3.      Posisi Setengah Duduk dan Tegak atau Semi Fowler

   
Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk dengan besar sudut yang dibentuk antara kaki dan badan adalah antara 35-45. Diagram vektor gaya dapat diasumsikan sebagai sebuah benda yang berada di bidang miring. Dengan menggunaka Hukum II Newton yaitu: ∑F = m a, maka Fk+Wcosα+Fd = m a, sehingga Fd = m a – (Fk+Wcos). Hal ini dapat diartikan bahwa pada posisisemi fowler gaya gravitasi bumi memberikan pengaruh walaupun tidak besar yaitu 82% untuk sudut α sama dengan 35 dan 71% sama dengan 45 dari berat janin (W). akibatnya ibu hamil tidak harus mendorong dengan kuat karena masih ada bantuan dari gaya tarik gravitasi bumidan proses perslinan dapat lebih cepat. Posisi semi fowler dapat dilakukan dengan cara merangkul kedua paha sampai batas siku dan kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dada dan ibu dapat melihat perutnya. Keadaan ini dilakukan bila tempat tidur yang diatur ketinggiannya tidak tersedia.

















DAFTAR PUSTAKA


Halliday, D, Robert Resnick dan Jearl Walker, 2010. Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sadler, T.W, 2000. Embriologi Kedokteran Langman, Edisi Ketujuh. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ramadhy, Asep Sufyan,  2011. Biologi Reproduksi. Bandung : PT Refika Aditama