Keberhasilan
setiap kehamilan dan kelangsungan hidup pada akhirnya bergantung pada lahirnya
bayi yang sehat dan cukup matang untuk dapat bertahan hidup. Pada saat kehamilan
dan persalinan, uterus harus melakukan dua fungsi yang sangat berbeda. Selama
kehamilan, uterus harus tumbuh, namun tetap dalam dalam keadaan tenang agar
janin dapat berkembang dan kemudian pada saat yang tepat melakukan aktivitas
yang kuat dan terkoordinasi yang menyebabkan lahirnya bayi yang matang.
Sebagian
besar bayi manusia dapat melewati persalinan dan lahir cukup bulan (didefinisikan
antara akhir minggu ke-37 sampai minggu ke-42 kehamilan). 5% bayi lahir
premature dan merupakan 85% dari semua kematian neonatus dini yang tidak
berkaitan dengan deformitas letal. Semakin singkat usia gestasi, semakin buruk
prognosisnya. Manusia memiliki angka persalinan premature yang sangat tinggi
yaitu sekitar 5-10% dibandingkan dengan spesies lain.
Jika
dilihat dari sudut pandang klinis, persalinan sering dibagi menjadi tiga tahap
atau kala. Namun, secara fisiologis tidak terdapat transisi yang nyata antara
tahap tersebut. Kejadian yang menuju awitan persalinan brsifat gradual dan
secara tidak nyata sudah dimulai lebih awal pada kehamilan dan ketiga kala
tersebut kadang tumpang tindih.
Kala
I sering disebut juga sebagai kala pembukaan merupakan tahap dilatasi serviks
progresif yang dimulai dari awitan permulaan kontraksi teratur terpadu (his)
disertai pendataran (penipisan) dan dilatasi (pembukaan) progresif serviks. Akhir
kala ini ditandai dengan dilatasi penuh (pembukaan lengkap) serviks karena
kontraksi uterus menarik keseluruhan jaringan serviks ke arah atas sehingga
serviks menyatu dengan segmen bawah uterus, kontinu dengan dinding uterus. Kala
ini rata-rata berlangsung 12-14 jam pada primigravida, tetapi cenderung lebih
singkat pada multigravida.
Kala
II sering juga disebut kala pengeluaran
yaitu tahap dimana terjadi pengeluaran bayi. Kontraksi kuat dan dibantu oleh
otot pernapasan. Kala II mungkin menghabiskan waktu satu jam pada
primigravida dan mungkin hanya beberapa
menit pada multigravida.
Kala
III persalinan sering disebut sebagai kala uri yaitu tahap pengeluaran
plasenta. Pada kala ini terjadi pemisahan dan pengeluaran plasenta serta
selaput ketuban (membrane amnion), dan pengendalian perdarahan dari sirkulasi
uteoplasenta.
A. Perkembangan Janin
Masa
yang dimulai dari awal ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim dikenal
sebagai masa janin. Masa ini ditandai dengan pnyempurnaan jaringan dan organ
serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Beberapa kelainan timbul pada masa ini,
meskipun cacat yang disebabkan oleh gaya-gaya yang mekanik, seperti kompresi
intrauterus. Demikian juga, bahaya pada sistem saraf pusat dapat mengakibatkan gangguan
perilaku pascanatal dan kecerdasan.
Panjang
janin biasanya disebutkan sebagai panjang puncak kepala-bokong (PPB) (tinggi
duduk ) atau sebagai puncak kepala-tumit (PPT), ukuran dari verteks kepala
sampai ke tumit (tinggi berdiri). Ukuran yang dinyatakan dalam sentimeter, ini
kemudian dihubungkan dengan umur janin yang dinyatakan dalam minggu atau bulan.
Pertumbuhan panjang sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat, dan selima
sedangkan penambahan berat badan sangat mencolok pada 2 bulan terakhir kehamilan.
Secara umum lamanya kehamilan diperhitungkan 280 hari atau 40 minggu setelah
hari pertama haid terakhir, atau lebih tepat 266 hari atau 38 minggu setelah
pembuahan.
Umur (minggu)
|
PPB (cm)
|
Berat Badan (gr)
|
9-12
|
5-8
|
10-45
|
13-16
|
9-14
|
60-200
|
17-20
|
15-19
|
250-450
|
21-24
|
20-23
|
500-820
|
25-28
|
24-27
|
900-1300
|
29-32
|
28-30
|
1400-2100
|
33-36
|
31-34
|
2200-2900
|
37-38
|
35-36
|
3000-3400
|
Tabel
Pertumbuhan Panjang dan Berat Badan Selama Masa Janin.
B. Perubahan dari Bulan ke Bulan
Salah
satu perubahan paling mencolok yang terjadi selama masa janin adalah
pertumbuhan kepala yang relatif lebih lambat dibandingkan bagian tubuh lainnya.
Pada permulaan bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari PPB. Menjelang
permulaan bulan kelima ukuran kepala kira-kira sepertiga PPT dan pada saat
lahir kira-kira seperempat PPT. oleh karena itu, sesuai dengan berlakunya waktu
pertumbuhan badan bertambah cepat, tetapi pertumbuhan kepala menjadi lebih lambat.
Selama bulan ketiga, wajah makin meyerupai manusia. Mata yang
mula-mula menghadap ke lateral menjadi terletak di permukaan ventral wajah dan
telinga mendekati letak definitifnya di samping kepala. Anggota badan menjadi
panjang relatifnya, dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, walaupun
anggota badan bawah masih agak leebih pendek dan kurang berkembang dibandingkan
dengan anggota badan atas. Pusat-pusat osifikasi primer terdapat di
tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Pada minggu ke-12
juga, alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis kelamin janin
dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada mingu ke-6, gelang-gelang
usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada minggu ke-11
gelung-gelung ini kembali masuk ke rongga perut. Pada akhir bulan ketiga, kegiatan
refleks dapat dibangkitkan pada janin yang gugur, yang menunjukkan adanya
kegiatan otot. Akan tetapi, gerakan sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat
dirasakan oleh ibunya.
Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat
dan pada akhir dari paruh pertama kehidupan dalam rahim, PPB-nya kira-kira 15
cm yaitu kira-kira setengah dari panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi
berat badan janin hanya sedikit bertambah pada masa ini dan menjelang akhir
bulan kelima masih kurang dari 500 gr. Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus
yang disebut rambut lanugo, alis mata dan rambut kepala juga dapat dilihat.
Pada bulan kelima gerakan janin biasanya jelas dapat diasakan oleh ibunya.
Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah
khususnya selama 2 bulan terakhir. Yang pertambahannya meliputi 50% dari berat
badan cukup bulan (kira-kira 3200 gr).
Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan nampak
berkeriput karena tidak ada jaringan ikat di bawah kulit. Janin yang dilahirkan
pada bulan keenam atau paruh pertama bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun
beberapa sistem organ dapat beerfungsi, tetapi sistem pernapasan dan sistem
saraf pusat belum cukup berdiferensiasi
dan koordinasi antara kedua sistem ini belum baik. Selama dua bulan
terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di
bawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat
lemak keputih-putihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk-produk
sekresi kelenjar sebum. Ketika janin berusia 28 minggu, ia dapat hidup meskipun
dengan susah payah.
Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapatkan
ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting
berkenaan dengan lewat tidaknya janin melalui jalan lahir. Pada saat lahir,
berat badan janin 3000-3400 gr, PPB-nya kira-kira 36 cm dan PPT kira-kira 50
cm. ciri-ciri seksnya jelas sekali dan testis seharusnya sudah ada di dalam
skrotum.
Gambar janin berusia 3 bulan Gambar janin berusia 4 bulan Gambar janin berusia 5 bulan
Gambar janin berusia 6 bulan Gambar janin berusia 7 bulan Gambar janin berusia 9 bulan
C.
Proses Persalinan
Proses persalinan adalah proses pengeluaran janin dari rahim.
Berbeda dengan perkiraan masyarakat awam yang menganggap bahwa proses ini sangat
mudah, maka pada kenyataannya pada proses persalinan janin akan melakukan tiga
gerakan utama, yaitu memutar kepala dengan sudut 90⁰ sambil menunduk agar
dapat memasuki rongga panggul yang berbentuk oval. Setelah berada di rongga
panggul dengan posisi belakang kepala di depan maka janin siap meluncur keluar.
Dalam istilah kebidanan, saat seperti ini disebut kala I, yang ditandai dengan
pembukaan serviks hingga 10 cm. kala II adalah pengeluaran, yaitu proses janin
ke luar yang ditandai dengan adanya kontraksi otot atau his dan dorongan ibu
untuk mengeran. Dan setelah kepala keluar, janin akan melakukan perputaran
kembali dengan sudut 90⁰ untuk megeluarkan
bahu dan badan. Selanjutnya kala III adalah saat uri plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. Yang terakhir adalah kala IV adalah lahirnya
plasenta.
Pada kehamilan janin mempunyai posisi duduk. Posisi ini baik
untuk mengatur peredaran darah tubuh, karena pada saat ini terjadi pembentukan
organ, seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lain-lain. Pada trimester kedua
atau usia kehamilan sekitar 20 minggu usia organ sudah terbentuk walaupun belum
mencapai ukuran yang seharusnya. Mulai saat ini janin akan tumbuh dengan cepat
hingga mencapai ukuran 50 cm. pada saat persalinan nanti, janin harus membuka
jalan lahir. Untuk memudahkan pembukaan jalan diperlukan sesuatu yang berwujud
bulat dan pada tubuh manusia benda yang mempunyai wujud bulat adalah kepala
bagian belakang dan juga bokong. Oleh sebab itu, kepala belakang atau bokong
harus berada pada posisi di bawah pada saat janin siap lahir.
Untuk mendapatkan posisi tersebut maka gaya gravitasi bumi
akan membantu memutarnya. Telah diketahui bahwa gaya gravitasi akan mudah
menarik benda yang massanya besar. Dengan tujuan agar gaya gravitasi dapat
mudah memutar kepala janin ke bawah, maka kepala janin mempunyai massa yang
lebih besar dari badannya atau sering dikatakan bahwa perkembangan kepala janin
lebih cepat dari badan. Hal itulah yang menjadikan alasan agar ibu hamil mulai
awal trimester ke dua dianjurkan banyak berjalan agar posisi janin baik. Ibu
hamil yang tidak banyak bergerak mempunyai resiko mendapatkan janin pada posisi
sungsang, karena tidak dapat berputar dan persalinan hanya dapat dilakukan
melalui pembedahan. Janin mempunyai posisi yang normal adalah kepala berada di
bawah dengan bokong di bagian atas dan posisi janin menyamping ibu. Bila janin
sudah cukup umur yaitu setelah 38 minggu kehamilan maka saatnya janin keluar
dan selanjutnya berkembang menjadi seorang manusia. Posisi persalinan yang
umumnya digunakan adalah posisi tegak (berdiri, duduk, dan jongkok), posisi
berbaring (berbaring ke samping kiri, dorsal recumbent, dan litotomi), posisi
setengah duduk dan tegak atau semi fowler.
Hukum Newton yang membahas tentang keseimbangan statis (Hukum
I Newton) dan juga kesetimbangan dinamis (Hukum II Newton) dapat digunakan
untuk mengkaji gaya-gaya yang bekerja pada proses persalinan, sehingga akan
diperoleh sisi yang tepat dan akan menghasilkan suatu proses persalinan yang
cepat dan aman. menentukan posisi persalinan dapat dari pandangan ilmu fisika,
khususnya tentang mekanika. Di dalam mekanika, dikenal besaran yang disebut
gaya (F). Gaya-gaya yang bekerja pada proses persalinan adalah gaya gravitasi,
gaya berat, gaya gesek. Karena gaya merupakan besaran vektor maka operasi dapat
menggunakan vektor analisis. Dalam membahas tentang gaya, maka hukum yang
menyertainya adalah Hukum Newton. Hukum Newton dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Hukum I Newton adalah hukum kesetimbangan translasi atau ∑F = 0
2.
Hukum
II Newton adalah hukum dinamika atau ∑F = m.a
3.
Hukum
III Newton adalah hukum aksi-reaksi atau F aksi = - F reaksi
Dengan mengetahui jenis gaya yang
bekerja , serta memanfaatkan Hukum Newton dengan operasi penjumlahan vector
maka dapat dijelaskan kelebihan dan keuntungan berbagai posisi persalinan
normal. Dengan mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada proses persalinan
yaitu gaya kontraksi otot rahim, gaya gravitasi bumi, dan gaya dorong sehingga
beberapa posisi persalinan dapat ditentukan.
1.
Posisi
Tegak (berdiri, duduk dan jongkok)
Fk adalah gaya kontraksi otot rahim, W adalah gaya tarik
gravitasi bumi yang setara dengan massa bayi, Fd adalah gaya dorong yang
dilakukan oleh ibu. Untuk gaya gesek tidak ada karena adanya air ketuban yang pecah sesaat sebelum proses persalinan
berlangsung. Sehingga jalan lahir menjadi licin. Bila ditinjau dari vektor
gaya, maka semua gaya yang bekerja pada janin mempunyai arah yang sama sehingga
kecepatan keluarnya janin sangat ditentukan oleh gaya dorong ibu, karena
diasumsikan gaya otot dan gravitasi adalah konstan atau tidak berubah. Bila ∑F
= m a, maka Fk+W+Fd = m a, sehingga Fd = m a – (Fk+W). selain itu dengan
bantuan gaya graviasi, maka kekuatan ibu untuk mendorong tidak terlalu besar.
2.
Posisi
Berbaring (berbaring ke samping kiri, dorsal recumbent, litotomi)
W pada posisi berbaring sama dengan nol atau tidak ada
bantuan gaya tarik gravitasi bumi, sehingga kecepatan keluarnya janin hanya
ditentukan oleh gaya kontraksi otot rahim dan gaya dorong ibu. Bila ∑F = m a,
maka Fk+Fd = m a, sehingga Fd = m a – Fk. Dengan kata lain, kecepatan proses
persalinan sangat ditentukan oleh kekuatan ibu mendorong, sehingga ibu harus
mendorong dengan kuat.
3.
Posisi
Setengah Duduk dan Tegak atau Semi Fowler
Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk dengan besar
sudut yang dibentuk antara kaki dan badan adalah antara 35⁰-45⁰. Diagram vektor gaya
dapat diasumsikan sebagai sebuah benda yang berada di bidang miring. Dengan
menggunaka Hukum II Newton yaitu: ∑F = m a, maka Fk+Wcosα+Fd = m a, sehingga Fd
= m a – (Fk+Wcos). Hal ini dapat diartikan bahwa pada posisisemi fowler gaya
gravitasi bumi memberikan pengaruh walaupun tidak besar yaitu 82% untuk sudut α
sama dengan 35⁰ dan 71% sama dengan 45⁰ dari berat janin (W).
akibatnya ibu hamil tidak harus mendorong dengan kuat karena masih ada bantuan
dari gaya tarik gravitasi bumidan proses perslinan dapat lebih cepat. Posisi
semi fowler dapat dilakukan dengan cara merangkul kedua paha sampai batas siku
dan kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dada dan ibu dapat melihat
perutnya. Keadaan ini dilakukan bila tempat tidur yang diatur ketinggiannya
tidak tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D, Robert
Resnick dan Jearl Walker, 2010. Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Sadler, T.W, 2000.
Embriologi Kedokteran Langman, Edisi Ketujuh. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Ramadhy, Asep Sufyan, 2011. Biologi Reproduksi. Bandung : PT Refika
Aditama